Selasa, 22 November 2011

Martabat Bangsa Indonesia, Siapa yang Peduli ?



(Oleh : Rionaldi Aristyo)

Topik  : Bela Negara

            Beberapa waktu lalu saat sedang terjadi pergolakan di blok ambalat karena negara tetangga kita dengan seenaknya melanggar territorial perbatasan Indonesia dan Malaysia sudah membuat saya dan mungkin jutaan rakyat negeri ini geram. Bagaimana tidak, saat negeri ini butuh wibawa pemerintahnya untuk menunjukan jati diri bangsa indonesia yang terjadi adalah seakan-akan kita telah kehilangan “taring” yang bisa menunjukan bahwa kita merupakan bangsa yang besar dan mempunyai harga diri. Padahal kejadian ini bukanlah yang pertama kalinya. Malaysia sudah berkali-kali melakukan hal yang sama. Bahkan, selain itu mereka juga mencabut patok-patok perbatasan di Kalimantan, tetapi apa yang pemerintah kita bisa lakukan,  hanya melakukan konferensi pers, sidang, rapat, tetapi tanpa ada langkah-langkah konkret yang bisa kita lihat hasilnya. Sedangkan yang saya bisa lakukan bersama beberapa teman dan rakyat Indonesia hanyalah berharap, bersabar, dan berdo’a supaya pemerintahan negeri ini bisa menjadi lebih baik lagi.
            Apabila kita berkaca pada negara-negara lain seperti USA, China, Korea Selatan, dan Jepang mereka tidak pernah begitu saja membiarkan pesawat atau kapal dari negara lain melintasi daerah teritorial mereka tanpa ada izin dari otoritas setempat dan apabila tetap ada yang melanggar perbatasan negara yang bersangkutan militer mereka telah siap untuk menembak ataupun menangkap para penyusup tersebut. Pemerintah setempat bahkan siap untuk membela harkat dan martabat negara mereka lewat jalur politik dan diplomasi seperti mengirimkan nota protes ke negara penyusup dengan risiko apapun yang siap mereka tanggung demi kepentingan negaranya. Rakyatnya pun juga selalu siap untuk membela negara mereka dengan cara apapun. Hal ini menunjukan kesadaran bela negara yang tinggi dari negara tersebut baik pemerintahan maupun rakyatnya.

            Pada akhir era orde lama dan awal orde baru, Indonesia pernah dijuluki sebagai “Macan Asia” karena keberhasilan kita dalam bidang ekonomi, pembangunan, dan kemiliteran. Pada bidang perekonomian ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang terus meningkat dan keberhasilan pada bidang pangan dengan tercapainya swasembada beras. Di bidang pembangunan pada waktu itu telah tersusun secara sistematis dengan dilaksanakannya PELITA (Pembangunan Lima Tahun) yaitu periode pembangunan yang tercapai dalam suatu jangka waktu tertentu dan mencakup berbagai aspek kehidupan. Sedangkan pada bidang kemiliteran ditandai dengan keberhasilan kita dengan memiliki kapal selam yang pada saat itu masih jarang dimiliki oleh negara-negara Asia serta membuat pesawat terbang militer dan komersial lewat IPTN (sekarang PTDI).

            Lalu bagaimana dengan kondisi Negara Indonesia kita yang tercinta ini. Tentu saja masih menjadi negara yang menempati urutan atas tetapi dalam hal negara korup, negara dengan hutang luar negeri yang besar, negara dengan tingkat inflasi yang tinggi, negara dengan tingkat keamanan transportasi yang rendah, negara dengan ibukota yang merupakan salah satu kota terpolusi di dunia dan masih banyak lagi. Sebagian besar rakyat negeri kita masih terbelenggu di bawah garis kemiskinan. Dengan berbagai kesulitan hidup mereka mencoba bertahan mencari sesuap nasi di negeri yang subur ini. Sedangkan para kalangan elit atas pejabat yang sejatinya merupakan wakil rakyat semakin lama semakin kaya dengan berbagai gaji, tunjangan dan fasilitas yang dibiayai oleh uang rakyat. Semua ini masih ditambah dengan uang-uang hasil korup dari para koruptor yang terus menggerogoti negeri ini. Padahal secara konkrit tergambarkan bahwa sebenarnya rakyat kecil lebih membutuhkan dana tersebut daripada mereka.
            Dengan segala kondisi yang terjadi di negeri kita sekarang ini menurut saya mungkin telah meruntuhkan nilai-nilai kesadaran bela negara dan cinta tanah air dari sebagian besar Rakyat Indonesia. Kita seakan-akan tidak peduli apa yang akan terjadi pada bangsa ini. Setiap individu hanya memikirkan apa yang akan terjadi dengan diri mereka sendiri dan juga keluarga ataupun golongan-golongan tertentu. Asalkan kepentingan kita sudah terpenuhi semuanya akan terasa baik-baik saja walaupun sebenarnya negeri ini butuh pertolongan dari kita semua Rakyat Indonesia.
            Dalam Undang-Undang  telah diatur tentang kewajiban dari setiap Warga Negara Indonesia untuk ikut serta dalam membela negara sebagaimana tercantum dalam Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang nomor 3 tahun 2002 yang berbunyi bahwa  “ setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara” (Citizenship, Hal. 57). Oleh karena itu sudah jelas bahwa setiap individu yang merupakan WNI harus berpartisipasi dalam usaha-usaha untuk mempertahankan harkat dan martabat negara ini walaupun dia enggan untuk melakukannya. Masalah utamanya adalah apakah kita sebagai Rakyat Indonesia mau secara ikhlas dan sepenuh hati berjuang untuk negara ini. Sebagian besar dari kita berpikir bahwa negara tidak bisa memberikan kesejahteraan dan pelayanan yang maksimal kepada rakyatnya tapi mengapa kita harus ikut serta untuk membelanya ? cukup simpel jawabannya, kita harus membela indonesia karena kita orang indonesia. Indonesia telah menyatu dengan darah dan jiwa kita sehingga apabila ada pihak-pihak yang mencoba mengganggu indonesia kita harus membelanya karena hal ini sama saja dengan mereka mengganggu diri dan jiwa kita sendiri.
            Pada perkembanganya, pengertian bela negara telah berubah mengikuti perkembangan zaman dan gejolak situasi di negeri ini. Pada zaman penjajahan pengertian bela negara adalah ikut mengangkat senjata dan berpartisipasi dalam perang kemerdekaan untuk mengusir para penjajah. Pada masa awal pengakuan kedaulatan, pengertian bela negara lebih ditekankan pada membantu pemerintah untuk mengatasi gerakan separatisme yang mencoba mengganggu kedaulatan Republik Indonesia. Pada zaman orde baru, bela negara adalah peran serta masyarakat dalam pembangunan dan peningkatan kesejahteraan. Sedangkan pada masa reformasi seperti saat ini pengertian bela negara menjadi semakin kompleks karena menghadapi era globalisasi dan krisis multidimensi baik secara nasional, regional, maupun internasional baik dari pihak intern maupun ekstern sehingga bela negara menjadi terasa lebih sulit pada masa sekarang ini.
            Apabila kita berbicara tentang prinsip bela negara sebenarnya tidak selalu mengharuskan kita untuk turun dan mengangkat senjata di medan perang. Apapun bisa kita lakukan sesuai dengan keahlian dan kemampuan kita untuk menunjukan kesadaran bela negara kita kepada negeri ini asalkan sesuatu yang kita lakukan mempunyai manfaat untuk melindungi, mengangkat, dan  menjaga kelangsungan atau nama baik negara kita. Sebagai contoh, para atlit kita yang akan berlaga di SEA GAMES nanti tidak mengangkat senjata ataupun berperang dengan negara-negara peserta yang lain tetapi mereka bersaing dan berkompetisi satu sama lain menurut cabang olahraga yang mereka ikuti untuk mengharumkan nama bangsa indonesia di tingkat regional Asia Tenggara.
            Kesadaran bela negara harus ditanamkan sejak dini. Lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat berperan penting dalam menanamkan sifat kesadaran bela negara kepada anak-anak baik melalui jalur pendidikan formal maupun nonformal. Dengan menanamkan sifat kesadaran bela negara sejak dini saya berharap ketika mereka sudah beranjak dewasa nanti dan mengambil alih tongkat kepemimpinan negeri ini mereka bisa melakukan sesuatu yang didasari oleh kesadaran mereka tentang bela negara dengan melakukan yang terbaik untuk negeri ini tanpa mengharapkan kekayaan, kekuasaan, ataupun kedudukan sehingga pada generasi-generasi yang akan datang “Macan Asia” akan kembali mendapatkan taringnya.
Referensi :      - Rakyatmerdekaonline.com (2010). Indonesia Pernah Menjadi Macan   Asia. Available from : http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=6991                 
- Modul Bahan Ajar Citizenship BSM
- pristaly.wordpress.com (2011). Bukti Otentik Indonesia Pernah Menjadi Macan Asia  ( http://pristality.wordpress.com/2011/02/04/bukti-otentik-indonesia-pernah-jadi-macan-asia-bahkan-dunia/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar